Vaksin Kanker Serviks Penting agar Terhindar dari Penyakit Mematikan
Kanker serviks menempati urutan ke-4 sebagai jenis kanker terbayak yang dialami oleh wanita. Kanker serviks ditularkan oleh human papillomavirus atau lebih dikenal dengan virus HPV. Meski penyakit kanker serviks cukup mengkhawatirkan, namun kamu tak perlu panik. Karena saat ini sudah tersedia vaksin kanker serviks untuk mencegah terjadinya kanker serviks pada wanita.
Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin Kanker Serviks
Kanker serviks dapat menyerang wanita mana pun tak kenal usia, baik wanita dewasa maupun remaja, terutama mereka yang telah aktif berhubungan seksual. Untuk itu, langkah pencegahan melalui vaksin kanker serviks perlu dilakukan sejak dini.
Per tahun 2022 ini, vaksin kanker serviks telah dijadikan sebagai salah satu program vaksinasi wajib pemerintah. Vaksin kanker serviks yang diwajibkan pemerintah menyasar kelompok remaja usia 10-13 tahun, atau remaja kelas 5-6 SD.
Bagi remaja di kisaran usia tersebut bisa mendapatkan vaksin kanker serviks gratis di fasilitas kesehatan pemerintah setiap bulan Agustus, bertepatan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Wanita di atas usia 13 tahun juga perlu mendapatkan vaksin kanker serviks, meski tidak ditanggung pemerintah.
Bagi kelompok remaja di bawah usia 15 tahun, vaksin kanker serviks diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak antar dosis adalah 6-12 bulan. Sementara untuk kelompok remaja dan dewasa usia 15-26 tahun, dosis yang diberikan adalah sebanyak 3 kali dengan ketentuan jeda 1 atau 2 bulan antara dosis pertama dan kedua, serta jeda 6 bulan antara dosis pertama dan ketiga.
Jika kamu wanita berusia di atas 26 tahun yang belum melengkapi vaksin kanker serviks, tetap tenang karena kamu masih bisa melakukan catch up atau pengejaran vaksin secara lengkap dengan rekomendasi dokter.
Macam-macam Jenis Vaksin Kanker Serviks
Virus HPV terdiri dari berbagai macam varian yang dapat menyebabkan penyakit selain kanker serviks, seperti penyakit kanker anus, kanker tenggorokan, serta kutil kelamin. Maka dari itu, vaksin kanker serviks juga tersedia bermacam-macam dan menyesuaikan varian virus HPV.
Melansir alodokter.com, beberapa jenis vaksin dari virus HPV yang dapat digunakan sebagai vaksin kanker serviks antara lain:
- Vaksin Cervarix
Vaksin Cervarix diperuntukkan guna mencegah penyakit kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi virus HPV varian HPV-16 dan HPV-18. Vaksin jenis ini dapat diberikan kepada wanita kelompok usia 9–25 tahun.
- Vaksin Gardasil
Tak hanya sebagai pencegahan kanker serviks, Vaksin Gardasil juga dapat digunakan sebagai vaksin untuk mencegah kutil kelamin, kanker vulva, kanker pada vagina, dan kanker anus.
Vaksin Gardasil dapat mencegah infeksi virus HPV-16 dan HPV-18 yang menyebabkan kanker, serta infeksi virus HPV-6 dan HPV-11 yang menyebabkan kutil kelamin. Vaksin ini dapat diberikan kepada pria dan wanita berusia 9–26 tahun.
- Vaksin Gardasil 9
Dapat dikatakan bahwa Vaksin Gardasil 9 merupakan vaksin yang paling lengkap. Hal ini disebabkan karena vaksin ini dapat mencegah infeksi virus HPV penyebab kanker serviks dengan cakupan yang lebih luas, yaitu meliputi varian virus HPV-31, HPV-33, HPV-45, HPV-52, dan HPV-58. Vaksin ini dapat diberikan kepada pria dan wanita berusia 9–45 tahun.
KIPI Vaksin Kanker Serviks
Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) vaksin kanker serviks umumnya bersifat ringan dan hanya terjadi sementara. KIPI yang sering dikeluhkan yaitu bengkak, nyeri, dan kemerahan di area yang disuntik, serta sakit kepala.
Bagi sebagian orang, mereka juga mengeluhkan demam, mual, ruam gatal dan/atau rasa sakit di sekitar lengan, tangan atau kaki. KIPI berat yang jarang terjadi karena vaksin kanker serviks adalah alergi parah (alergi anafilaksis) yang ditandai dengan sesak napas.
Jika mengalami sakit atau demam, sebaiknya kamu menunda jadwal vaksin karena akan menyulitkan perbedaan demam akibat sakit atau efek samping vaksin kanker serviks di kemudian hari.
Selain mendapatkan vaksin kanker serviks secara lengkap, langkah pencegahan kanker serviks yang paling efektif adalah dengan melakukan aktivitas hubungan seksual yang aman, tidak merokok, serta rutin melakukan pap smear secara berkala.